Mijn Fotoboek
Art and Fascination
Mijn fotoboek
Selama menikmati pameran lukisan kami dengan peserta workshops.
Pertama kali saya mengenal Indonesia pada tahun 1996.
Saya sangat mencintai Indonesia. Saya bawa beberapa lukisan yang telah saya buat dari foto. Hal ini disambut dengan sangat antusias dan penuh semangat sehingga membuka kesempatan diadakannya pameran di Jakarta tahun 1997 di gedung Bank Niaga pada perkumpulan para direktur bank.
Saya sangat mencintai Indonesia. Saya bawa beberapa lukisan yang telah saya buat dari foto. Hal ini disambut dengan sangat antusias dan penuh semangat sehingga membuka kesempatan diadakannya pameran di Jakarta tahun 1997 di gedung Bank Niaga pada perkumpulan para direktur bank.
Peserta workshop melukis di workshop saya di klub Bank Niaga
Anak2 berpakaian traditional yang indah. Sarung yang mewah dan wajah yang lembut.
Pertama kali saya mengenal Indonesia di Bali
Penduduknya yang ramah dan santai mempengaruhi suasana yang menyenangkan.
Suasana tenang di sawah tiba tiba muncul upacara traditie dengan deretan pria dan wanita yang berpakaian indah, pasar, kerbau yang sedang membajak sawah, semua itu membentuk kesan yang indah yang dapat memberi inspiratie.
Penduduknya yang ramah dan santai mempengaruhi suasana yang menyenangkan.
Suasana tenang di sawah tiba tiba muncul upacara traditie dengan deretan pria dan wanita yang berpakaian indah, pasar, kerbau yang sedang membajak sawah, semua itu membentuk kesan yang indah yang dapat memberi inspiratie.
Kremasi disini tidak ada kesuraman contohnya seperti kremasi raja Ubud tapi mengenakan aneka macam struktur pendukung.
Pemahat kayu dan editor adalah seniman yang berbakat. Di workshop ini secara profesional gamelan diedit dan dilukis.
Dalam penelitian kami di jalan yang bergelombang dan ladang yang luas selalu menakjubkan di tengah-tengah suasana yang tenang.
Pagi pagi kami sudah berangkat untuk menemui orang orang yang bekerja di sawah. Ada yang mengurus tanaman, lainnya mengerjakan ladang dengan karbouw bajakan dan ada yang memukulkan batang padi sehingga bijinya padi lepas dari batangnya.
Suara ceria para pekerja terdengar jauh dari sawah.
Sulistyo supir kami.
Di Jawa kami selalu di temani oleh oleh Bambang Sanyoto. Persahabatan kami terjalin sejak tahnu 1997 pada waktu beliau tiap tahun menghadiri pasar malam besar di Den Haag untuk sektor pariwisata dan galerinya bersebelahan dengan galerie kami. Kecuali memimpin di sektor kehotelan dan mengenal bidang pariwisata beliau juga seorang ahli budaya Jawa, Bambang memiliki koneksi yang sangat baik dengan pers dan anggota dari Kraton, Ia dapat membuka jalan yang bagi banyak orang tetap tertutup
Dia tahu tempat di mana pasar batik asli atau khususnya workshops batik.
Dia tahu tempat di mana pasar batik asli atau khususnya workshops batik.
Bambang seorang teman dan ahli budaya Jawa
Berjalan di sawah.
Dengan ibu Ir. Soeliantoro, kustodian tradisional batik di kebun di Bantu.
Pada salah satu wisata kami, kami bertemu dengna Ibu IR. Etty Soeliantoro di salah satu proyeknya. Ini adalah workshop batik Bantul dengan tanda warna biru dan batik printing warna coklat.
Metode yang unik dan tradisional hampir menghilang tetapi karena usahanya sehingga diperbaharui lagi
Beliau berbicara dengan kami dalam bahasa Belanda yang fasih dan menjamu kami dengan makan siang yang lezat
Kemudian, Dia mengundang kami di rumah kolonialnya yang telah dipugar dengan indah di Yogyakarta di antara seniman lain, arsitek dan perancang busana terkenal.
Malam khusus dalam suasana tropis dengan dekorasi kolonial yang otentik.
Metode yang unik dan tradisional hampir menghilang tetapi karena usahanya sehingga diperbaharui lagi
Beliau berbicara dengan kami dalam bahasa Belanda yang fasih dan menjamu kami dengan makan siang yang lezat
Kemudian, Dia mengundang kami di rumah kolonialnya yang telah dipugar dengan indah di Yogyakarta di antara seniman lain, arsitek dan perancang busana terkenal.
Malam khusus dalam suasana tropis dengan dekorasi kolonial yang otentik.
Menurut tradisi tiap hari minggu diadakan tarian diiringi orkes gamelan.
Melalui koneksi Bambang dengan Kraton Yogyakarta, kita bisa melihat para penari dan pembatik sarung tradisional dibalik layar
Pada hampir setiap persembahan, saya sertakan juga kunjungan di balik layar, kecuali di dalam Kraton yang sangat tidak biasa.
Ini adalah kesempatan yang istimewa dimana dan saya diperkenalkan salah satu penari topeng yang akan saya lukiskan.
Pembicaraan yang menyenangkan pada saat itu, pada saat menari ia terfokus pada tariannya.
Pada hampir setiap persembahan, saya sertakan juga kunjungan di balik layar, kecuali di dalam Kraton yang sangat tidak biasa.
Ini adalah kesempatan yang istimewa dimana dan saya diperkenalkan salah satu penari topeng yang akan saya lukiskan.
Pembicaraan yang menyenangkan pada saat itu, pada saat menari ia terfokus pada tariannya.
Menurut tradisi tiap hari minggu diadakan tarian diiringi orkes gamelan.
Penari memakai tudung kepala yang indah menari dengan statis seperti boneka wayang.
Wanita yang membuat sarung untuk Keraton yang berpola traditi abad dengan kesabaran yang tak terbatas dan konsentrasi penuh.
Dari generati ke generatie cairan lilin diterapkan dengan semangat, cara dan tempo yang sama. Jika Sultan dan para abdi dalemnya menampilkan diri kepada publik dengan pakaian yang berharga maka terlihaltlah karya mereka. Itu merupakan hadiah untuk pekerjaan mereka.
Gambar original pasar setempat.
Salah satu pokok pembicaraan yang selalu terulang kembali dalam lukisan saya adalah adegan ramai di pasar dan pembeli lukisan saya senang melihatnya.
Disini kehidupan biasa ada hubungannya dengan kehidupan tradisi.
Bahan-bahan alami, warna buah-buahan dan sayuran, dan benda sehari hari yang digunakan selama berabad-abad.
Ini adalah vitalitas dan kewajaran yang selalu membangkitkan perasaan nostalgia.
Bambang selalu membuat kita takjub dengan menunjukkan pasar yang khusus jauh dari kota besar.
Suasana santai, lingkungan otentik dan produk-produk lokal selalu menyenangkan untuk dipandang sehingga dapat menyimpan gambar di benak.
Sayangnya gambaran ini lambat laun akan memudar dan akhirnya menghilang.
Disini kehidupan biasa ada hubungannya dengan kehidupan tradisi.
Bahan-bahan alami, warna buah-buahan dan sayuran, dan benda sehari hari yang digunakan selama berabad-abad.
Ini adalah vitalitas dan kewajaran yang selalu membangkitkan perasaan nostalgia.
Bambang selalu membuat kita takjub dengan menunjukkan pasar yang khusus jauh dari kota besar.
Suasana santai, lingkungan otentik dan produk-produk lokal selalu menyenangkan untuk dipandang sehingga dapat menyimpan gambar di benak.
Sayangnya gambaran ini lambat laun akan memudar dan akhirnya menghilang.
de batikvrouwen voor de deur van hun atelier
Di Semarang kami melawati lorongan dan jalan jalan yang sempit menuju pembuatan batik original. Orang orang yang bersedia membantu untuk mengeluarkan banyak barang barang sehingga kami bisa membuat foto mereka. Kami sangat berterima kasih atas bantuan mereka dan sangat sulit untuk berpisah.
Pembatik di depan Studio mereka.
Pembatik di depan Studio mereka.
Phoenix hotel
Mobil kami berhenti di depan hotel.
Perjalanan kami di Indonesia sangat menarik tetapi juga melelahkan karena membutuhkan waktu yang lama.
Senang untuk kembali ke hotel kami.
Phoenix hotel dengan gaya kolonial yang santai dan nyaman.
Pengalaman yang menyenangkan ketika membersihkan sepatu dari lumpur sawah, mandi dan antri untuk mengambil makan malam.
Setelah itu kami masih membicarakan peristiwa hari itu dan melihat gambar-gambar yang telah kami buat.
Dalam pikiran, kita sudah membentuk beberapa lukisan yang indah dan kami menantikan avontur untuk ke esokan hari…………
Perjalanan kami di Indonesia sangat menarik tetapi juga melelahkan karena membutuhkan waktu yang lama.
Senang untuk kembali ke hotel kami.
Phoenix hotel dengan gaya kolonial yang santai dan nyaman.
Pengalaman yang menyenangkan ketika membersihkan sepatu dari lumpur sawah, mandi dan antri untuk mengambil makan malam.
Setelah itu kami masih membicarakan peristiwa hari itu dan melihat gambar-gambar yang telah kami buat.
Dalam pikiran, kita sudah membentuk beberapa lukisan yang indah dan kami menantikan avontur untuk ke esokan hari…………
Duta besar Dr Abdul Irsan dan Atase kebudayaan Dr T.R. Andi Lolo pada Kedutaan besar di Den Haag, 2000
Kembali di Belanda saya membuat gambar dari foto foto yang saya pilih di Studio saya.
Saya menambahkan kesan saya ke dalam komposisi sebagai dasar untuk lukisan saya.
Ini dipamerkan pada acara terbesar di luar Indonesia, Tong Tong Fair di Den Haag dan di lokasi lain.
Belanda memiliki kelompok besar orang orang Indonesia Belanda yang mempertahankan hubungan emosional dengan tanah asal mereka dan menjaga warisan budaya dengan membentuk kelompok musik dan tarian.
Makanan Indonesia juga terkenal di Belanda!
Selama saya mengadakan pameran di Kedutaan Indonesia terjalinlah hubungan yang baik.
Duta besar telah membeli lukisan hasil karya saya dan membuka pameran di Museum-Museum di Belanda.
Duta besar Dr. E. F. Habibi selama pembukaan di West Frisian Museum di Hoorn, 2007.
Wakil Duta besar Dr Umar Hadi di Castle Zeist, 2011.